Soto Madura merupakan jenis makanan berkuah paling popular di Indonesia. Bahkan setiap daerah di Indonesia memiliki soto kebanggaan dengan nama berbeda sesuai dengan daerah asal. Soto tidak hanya ada di di Jawa maupun Madura, masyarakat Sulawesi Selatan bangga dengan coto Makassar, warga Kalimantan memiliki soto Banjar. Ada juga soto Bandung, soto Betawi hingga soto Padang.
Yang membedakan Soto Madura dengan soto yang lainnya hanya bahan dasarnya (daging sapi, jerohan atau ayam) dengan kuah bening atau diimbuh santan, selain pelengkap sajian. Ada yang memakai telur rebus, soun, kripik kentang, perkedel kentang atau disuguhkan polos begitu saja dengan nasi putih atau lontong.
Hari minggu ini, Saya mencicipi Soto Madura Wawan yang berada di Jl Mayjen Sungkono, Surabaya. Dirintis sejak tahun 1988, kini Soto Madura Wawan sudah memiliki 18 cabang di seluruh Surabaya. Kata sebagian orang sih, soto yang berada di sini (pusat) lebih enak dari pada di cabang yang lain. Kalo menurut kami sih sama saja.
Pada beberapa hari kemudian saya membaca koran Jawa Pos, membahas tentang usaha yang dilakukan Pak Wawan dengan usaha Soto madura wawan dan to soto. Alangkah terkejutnya saya, Pak wawan ternyata bukan asli Madura. Kalo tidak salah ingat dia berasal dari Bojonegoro. Sebagai keluarga besar Madura yang besar di Surabaya saya sangat kecewa dengan hal ini. Ada apa dengan penjual Soto Madura dengan penjual asli Madura? Ini merupakan pembajakan hak paten yang dimiliki orang madura. Seperti halnya yang dilakukan Negara Malaysia terhadap Tarian Bali dan Reog Ponrogo yang di klaim sebagai budaya mereka.
Mohon maaf, pernyataan kami diatas tidak ingin mengusung tema "SARA" dan mungkin agak berlebihan. Selama penggunaan nama Soto Madura dalam berbisnis masih di payung hukum Negara Republik Indonesia, kami pikir sah saja siapapun yang berjualan. Saya berharap warga asli Madura untuk terus mengembangkan budayanya termasuk juga di bidang kuliner. Namun apabila anda mencoba rasa soto Madura dengan penjual yang asli Madura, misal: penjual soto madura yang keliling kampung. Maka anda akan merasakan rasa yang berbeda dibandingkan dengan soto madura wawan. " Ayo, teretan-tretan madura, maju terus pantang mundur".
Yang membedakan Soto Madura dengan soto yang lainnya hanya bahan dasarnya (daging sapi, jerohan atau ayam) dengan kuah bening atau diimbuh santan, selain pelengkap sajian. Ada yang memakai telur rebus, soun, kripik kentang, perkedel kentang atau disuguhkan polos begitu saja dengan nasi putih atau lontong.
Hari minggu ini, Saya mencicipi Soto Madura Wawan yang berada di Jl Mayjen Sungkono, Surabaya. Dirintis sejak tahun 1988, kini Soto Madura Wawan sudah memiliki 18 cabang di seluruh Surabaya. Kata sebagian orang sih, soto yang berada di sini (pusat) lebih enak dari pada di cabang yang lain. Kalo menurut kami sih sama saja.
Pada beberapa hari kemudian saya membaca koran Jawa Pos, membahas tentang usaha yang dilakukan Pak Wawan dengan usaha Soto madura wawan dan to soto. Alangkah terkejutnya saya, Pak wawan ternyata bukan asli Madura. Kalo tidak salah ingat dia berasal dari Bojonegoro. Sebagai keluarga besar Madura yang besar di Surabaya saya sangat kecewa dengan hal ini. Ada apa dengan penjual Soto Madura dengan penjual asli Madura? Ini merupakan pembajakan hak paten yang dimiliki orang madura. Seperti halnya yang dilakukan Negara Malaysia terhadap Tarian Bali dan Reog Ponrogo yang di klaim sebagai budaya mereka.
Mohon maaf, pernyataan kami diatas tidak ingin mengusung tema "SARA" dan mungkin agak berlebihan. Selama penggunaan nama Soto Madura dalam berbisnis masih di payung hukum Negara Republik Indonesia, kami pikir sah saja siapapun yang berjualan. Saya berharap warga asli Madura untuk terus mengembangkan budayanya termasuk juga di bidang kuliner. Namun apabila anda mencoba rasa soto Madura dengan penjual yang asli Madura, misal: penjual soto madura yang keliling kampung. Maka anda akan merasakan rasa yang berbeda dibandingkan dengan soto madura wawan. " Ayo, teretan-tretan madura, maju terus pantang mundur".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar